Bayangan Putih

Gambar Oleh Mwoabonje dari Pexels



Bulan Ramadhan, bulan suci yang selalu dirindukan umat muslim. Banyak cerita atau pengalaman yang pernah aku rasakan dan setiap tahun selalu berbeda pengalaman yang aku dapatkan. Dan sekarang, entah kenapa aku ingin sekali menceritakan pengalaman yang pernah aku lihat semasa masih kecil dahulu, ketika usia saya sekitar lima tahun. 


Sebelum Bapak menjadi orang sukses, beliau pernah berada dibawah ketika awal merintis karir. Saat itu Bapak baru punya empat anak. Kedua adikku belum terlahir ke dunia  saat itu. Oh iya, kakak dan adikku semuanya perempuan dan aku adalah anak ketiga dari enam bersaudara. 

Usia kami berdekatan, kebayang kan? Waktu kecil kami bahkan sering tukar pakaian dan sepatu, karena ukuran badan dan kaki kami memang hampir sama, orangtua kami sering membelikan baju yang sama  bagi kami. Mungkin biar mudah dan tidak repot mencari model lain. Hehehe


Dulu kami tinggal di sebuah gang. Gang Lumbung namanya, terletak di daerah Bandung. Waktu itu kami tinggal di rumah kontrakan dengan 2 kamar, aku dan kedua kakak tidur disatu kasur sedang adik yang nomor 4 tidur dengan orangtua kami. 


Orangtua kami mempunyai kebiasaan mematikan lampu kamar ketika mau tidur, begitupun di kamar kami, bapak pasti mematikan lampu supaya kami cepat tidur. Biasanya kami rebutan posisi tidur, posisi tengah dan dekat tembok  itu menjadi incaran kami, entah kenapa tidak ada yang mau tidur di pinggir kasur.


Aku ingat, pada suatu malam di bulan puasa, saat itu aku tiba-tiba terbangun, masih antara sadar dengan tidak sadar, aku  melihat bayangan putih sedang shalat berjamaah, baik iman dan makmun yang kulihat itu semuanya bertubuh putih.

Masih antara sadar dengan tidak sadar,  aku melihat bahwa mereka semua shalat tepat di depan tempat tidur kami. Saat itu aku memang tidak merasa takut, mungkin efek nyawa belum seratus persen terkumpul.

Masih antara sadar dengan tidak sadar, saat itu aku masih terus memperhatikan setiap gerakan shalat yang mereka kerjakan, aku tidak bisa mendengar suara imam dan juga tidak bisa melihat wajah mereka, karena saat itu kondisi kamar gelap gulita. 

Aku hanya diam dan memperhatikan mereka mengerjakan shalat sampai aku tertidur lagi, hingga aku tidak sempat melihat mereka pergi atau menghilang kemana karena ketika aku dibangunkan mama, mereka sudah tidak ada dikamar kami.


Ketika bangun tidur aku lupa kejadian malam itu, sampai aku besar tidak ada keluarga yang tau kejadian aneh yang pernah aku alami ini. Anehnya aku teringat kembali 2 tahun kebelakang saat Tuhan mengirim makhluknya untukku, dan entah kenapa malam ini aku ingin menceritakan pengalaman masa kecil kepada para sahabatku yang ada di Secangkir Kopi Bersama ini.


Jujur saja sampai sekarang aku masih bertanya – tanya siapa mereka. Apakah ada diantara teman – teman yang juga pernah mengalami hal serupa? 


ADSN1919

Diskusi